Beyond Your Vision

“Masa depan adalah milik mereka yang percaya pada keindahan mimpi-mimpi mereka”

-Eleanor Roosevelt


Tak terasa sudah 6 bulan aku berada di dalam inkubator “ulat-ulat nakal” yang sedang bermetamorfosa, di awal Januari dan penutup semester 1 ini pula aku melalui pekan evaluasi. Perasaan campur aduk tatkala pertanggungjawaban ini bukan hanya sekedar pertanggungjawaban terhadap institusi, namun juga kepada uang umat yang selama ini mengalir dalam darah, terlebih pula kepada Allah.

Beberapa persyaratan dalam menghadapi evaluasi harus kami persiapkan dalam satu folder “BES1_nama” yang didalamnya memuat file-file CV terupdate, blanko bahan evaluasi, form evaluasi semester 1, dan yang tidak kalah penting life goal. Sampai pada hari dimana aku dievaluasi, Selasa 13 Januari 2015 selama hampir 1,5 jam mulai dari pukul 21.00-an. Sebuah langkah pertanggungjawaban yang harus dipertanggungjawabkan, bismillah…

Sebuah Catatan Perenungan

Hal yang paling disoroti dalam eval dan membuat bermuhasabah adalah saat membedah form evaluasi dalam format excel dan juga life goal. Ketika dalam form eval, ada beberapa banyak poin evaluasi dari 4 jati diri PPSDMS, yaitu muslim produktif, mahasiswa berprestasi, aktivis pergerakan serta kekeluargaan dan kebersamaan. Ternyata eksekusi kesemuanya dirasakan masih sangat kurang (bagi diri sendiri). Ketika ditanyakan bagian muslim produktif, hafalan masih jauh dari progress, masih tertinggal dengan teman-teman yang lainnya yang begitu giat menghafal, masih ada benteng diri dan stigma negatif ketika ada satu bait kalimat “saya susah untuk menghafal’.

Di lain poin, menjadi mahasiswa berprestasi, pun begitu dengan indeks prestasi yang masih belum memuaskan, naah disini hal yang masih belum tuntas dalam diri. Sampai salah satu eksekutif bertanya, “Mengapa kamu masih begini? Kamu masih merasa belum nyaman dengan jurusanmu sekarang? Sampai kapan Rahma mau begini terus?” . Sungguh saat itu aku merasa takut akan kufur nikmat, yang telah Allah berikan sampai sejauh ini, membuat aku berkesempatan menimba ilmu di dua perguruan tinggi negeri terbesar dan jurusan yang tidak main-main peminat dan belajarnya. Ya, takdir Allah yang bukan memberikan jalan pada impian besar, menjadi seorang enjiner seperti inspirator hidup Pak Bacharuddin Jusuf Habibie,mengenyam ilmu di sebuah institut besar dimana pak Habibie pernah bersekolah seharusnya tidak menyurutkan langkah cita-cita seorang Rahma.

“Mulai sekarang,yang terpenting adalah Rahma harus berdamai dengan diri sendiri dulu…”

-Evaluator

Ya, sadar atau tidak masalah yang tak kunjung kudamaikan ini menghambat akan potensi-potensi dalam diri ini. Ketika potensi ini masih terkungkung dalam diri yang belum ikhlas maka kebermanfaatan kepada lingkungan sekitar, pengembangan sesuai core competence pun belum semua terbebaskan. Mulai dari situ, aku merasa Allah menghendaki turning point hidupku kembali, sebuah renungan untuk kembali beryukur dan berhusnudzon kepadaNya.

Menjadikan eval semester 1 ini sebagai proses perbaikan dan me’raksasa’kan potensi bersama-sama. Selalu terngiang di amanat apel-apel terakhir semester ini bahwasanya “goal kita semester depan adalah ‘going to the next level’, oleh karenanya bukan saatnya lagi kita mengeluh tidak bisa beradaptasi dengan pembinaan,sistem,dan teman-teman asrama karena dengan waktu 6 bulan adalah waktu yang cukup untuk mengenal dan ‘menikahi’ PPSDMS”

10921615_404960906334988_1780296543614943659_o

Goal are dreams with deadlines

Melangkah lah untuk ke level selanjutnya, rencana hidupmu telah menunggu untuk segera direalisasikan karena kematian tidak mengenal usia. Ya, kalimat itu yang sekarang menjadi pengingatku, ketika tidak ada yang bisa menjamin sampai berapa lama diri mu bisa memberikan kebermanfaatan bagi yang lain kecuali Allah. Sekarang yang menjadi motivasi besarku adalah apa-apa yang telah kucoba susun dalam cerita hidupku saat ini dan masa depan, karena the future is start now. Izinkan doadoa yang tersampaikan dalam video visualisasi mimpi ini menjadi keberkahan terwujudnya diri yang dapat mengabdi pada keluarga, bangsa, dan agama.

2 Comments Add yours

  1. Mushonnifun Faiz Sugihartanto berkata:

    Jogja udah evaluasi ma ?

    1. rahma48 berkata:

      Alhamdulillah udah mas faiz, minggu kmrn .Jogja katanya paling pertama eval ko, hamasah buat regional lain 🙂

Tinggalkan komentar